Idul Adha 2025: Tanggal, Libur dan Maknanya
May 23, 2025Menjelang hari raya Idul Adha 2025 (1446 Hijriah), umat Muslim di seluruh dunia sedang bersiap menyambut salah satu hari raya terpenting dalam penanggalan Islam. Perayaan ini bukan hanya untuk mengenang kesetiaan dan pengorbanan luar biasa Nabi Ibrahim AS, serta merenungkan makna iman yang mendalam, tapi juga menjadi hari bahagia yang penuh rasa syukur, berbagi, dan berkumpul bersama keluarga.
Untuk membantu Anda memahami dan mempersiapkan hari raya yang istimewa ini, kami menyiapkan panduan lengkap yang mencakup:
- Jadwal libur dan tanggal pasti Idul Adha 2025;
- Panduan merayakan Idul Adha;
- Makna dan hikmah di balik Idul Adha;
- Tanya jawab seputar Idul Adha.
Mari bersama-sama memahami lebih dalam tentang Idul Adha dan menemukan cara terbaik untuk menyambut hari yang penuh berkah ini!
Kapan Idul Adha 2025?
Tanggal Idul Adha ditentukan berdasarkan munculnya bulan baru di bulan Dzulhijjah (bulan ke-12 dalam penanggalan Islam).
Idul Adha 2025 akan jatuh pada:
- Hari/tanggal: Jumat, 6 Juni 2025
- Kalender Islam: 10 Dzulhijjah 1446 H
Jadwal Libur Idul Adha 2025 di Indonesia:
- Hari Raya Idul Adha (Libur Nasional): Jumat, 6 Juni 2025
- Cuti Bersama: Senin, 9 Juni 2025
Jumlah hari libur: 4 hari berturut-turut
- Jumat, 6 Juni 2025 (Idul Adha)
- Sabtu-Minggu, 7-8 Juni 2025 (Akhir pekan)
- Senin, 9 Juni 2025 (Cuti bersama)
Bagaimana Cara Merayakan Idul Adha 2025?
Idul Adha adalah hari yang penuh makna dan kehormatan. Biasanya kita memulai pagi yang penuh berkah ini dengan berbagai tradisi indah untuk menunjukkan ketaatan dan kegembiraan kita.
- Sesuai tuntunan agama, membersihkan diri dengan mandi besar (ghusl) dan memakai pakaian terbaik dan paling bersih adalah cara yang baik untuk menyambut hari raya ini.
- Mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, seperti menggunakan kayu siwak untuk membersihkan gigi dan memakai wewangian tanpa alkohol, dapat menambah keberkahan hari ini.
- Sejak fajar menyingsing, kita mengumandangkan takbir: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar walillahil hamd" (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah). Takbir ini bukan sekadar ucapan, melainkan pengakuan iman yang kita lantunkan hingga shalat Ied dimulai.
Untuk mengetahui waktu shalat Subuh dengan tepat dan mengatur jadwal dengan lebih baik, Anda bisa menggunakan jadwal waktu shalat di situs QuranTime.
Bagaimana Cara Melaksanakan Shalat Idul Adha dengan Benar?
Melaksanakan shalat Ied bersama-sama merupakan salah satu ibadah terpenting di hari yang penuh berkah ini.
- Shalat Ied biasanya dilakukan sekitar satu jam setelah matahari terbit.
- Mengikuti sunnah Nabi, sebaiknya tidak makan terlebih dahulu sebelum shalat Ied.
- Disunnahkan untuk mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang dari tempat shalat, sebagai simbol pembaruan diri di hari yang istimewa ini.

Semua yang Perlu Anda Ketahui tentang Ibadah Kurban (Udhiyah)
Berkurban merupakan inti dari Idul Adha, yang mengingatkan kita pada kisah mulia tentang ketaatan dan kepercayaan Nabi Ibrahim AS. Ketika beliau siap mengorbankan putranya atas perintah Allah, Allah kemudian menggantinya dengan seekor hewan kurban yang besar.
- Memilih hewan kurban sangatlah penting. Baik itu domba, sapi, atau unta, hewan tersebut harus dalam keadaan sehat dan tidak cacat.
- Waktu penyembelihan hewan kurban dimulai setelah shalat Ied dan berlangsung hingga matahari terbenam pada tanggal 12 Dzulhijjah.

Daging kurban biasanya dibagi menjadi tiga bagian: sepertiga untuk keluarga yang berkurban, sepertiga untuk kerabat dan teman, dan sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir miskin dan yang membutuhkan. Jika Anda tidak bisa melaksanakan kurban secara langsung, Anda bisa menyalurkan kurban melalui lembaga-lembaga amal terpercaya yang menyediakan layanan kurban online.
Merayakan Idul Adha dan Berbagi Kebahagiaan
Kebahagiaan Idul Adha bukan sekadar tentang ibadahnya saja, tetapi juga menjadi kesempatan istimewa untuk mempererat hubungan dengan keluarga dan sahabat, berbagi kegembiraan dengan masyarakat, dan mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan.
Mengadakan kumpul keluarga yang hangat atau berbagi hidangan bersama tetangga merupakan cara yang sudah menjadi tradisi dalam merayakan hari raya ini. Sambil menikmati daging kurban dan berbagi cerita keseharian, kehangatan keluarga dan persahabatan terjalin dalam suasana penuh keceriaan. Saat yang sama, ini juga menjadi momentum yang baik untuk beramal, menyalurkan keberkahan hari raya kepada mereka yang sedang kesulitan.
Terakhir, jangan lupa untuk menyampaikan ucapan "Selamat Idul Adha" dengan tulus, baik melalui media sosial, telepon, ataupun selembar kartu ucapan sederhana, agar keberkahan mengalir di antara kita dan menghangatkan hati setiap orang.

Makna Spiritual Idul Adha
Idul Adha yang penuh berkah merupakan salah satu hari raya terpenting dalam Islam, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah dan menandai puncak ibadah haji di Mekkah. Hari ini bukan sekadar perayaan biasa, melainkan mengandung pelajaran abadi tentang ketaatan dan pengorbanan. Hari ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim AS yang dalam mimpinya diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail. Tanpa ragu, beliau melaksanakan perintah Allah dengan ketaatan penuh. Ismail menanggapi dengan tenang dan yakin, menjadikan peristiwa agung ini sebagai teladan abadi tentang keimanan dan kepercayaan mutlak kepada Allah:
"Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
QS. As-Saffat: 102
Namun Allah memberikan jalan keluar dengan menggantikan Ismail dengan seekor domba jantan yang besar, sebagai penghargaan atas ketaatan yang tulus seperti seorang nabi. Dari kisah inilah ibadah kurban dalam Islam bermula, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali sunnah Nabi Ibrahim, dan mengajarkan bahwa ketaatan tertinggi adalah ketika seseorang rela memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada Allah.
Idul Adha bukan sekadar ibadah atau acara berkumpul; ini adalah wujud nyata dari nilai-nilai ketulusan, ketaatan kepada Allah, dan kasih sayang kepada sesama. Ketika seorang Muslim berkurban, ia tidak hanya memberikan daging semata, tetapi juga menunjukkan ketulusan hati dan kekuatan imannya, sebagaimana firman Allah:
"Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu."
QS. Al-Hajj: 37
Makna hari raya ini tercermin dalam berbagi, peduli pada sesama, dan mempererat hubungan kita dengan Allah dan masyarakat sekitar. Kebahagiaan bermula dari tempat shalat Ied, ketika semua berkumpul dengan hati yang menyatu, lalu menyebar ke meja makan bersama keluarga dan tetangga, hingga sampai kepada mereka yang membutuhkan melalui tangan-tangan yang dermawan.
Pembagian daging kurban menjadi tiga bagian (untuk keluarga, kerabat, dan fakir miskin) memiliki makna mendalam. Hari raya baru sempurna ketika semua orang bisa merasakan kebahagiaannya, ketika membawa senyum bagi yang kurang mampu, mendamaikan yang berselisih, dan menghangatkan kembali hubungan keluarga.
Idul Adha berkaitan erat dengan ibadah haji. Para jamaah haji menyembelih kurban mereka di Mina bersamaan dengan umat Muslim di seluruh dunia merayakan hari raya ini. Kebersamaan ini menunjukkan kuatnya persatuan umat Islam yang, meski berbeda bangsa dan bahasa, hati mereka menyatu menghadap ke Mekkah dalam doa dan perasaan.
Pemandangan jamaah haji mengenakan pakaian ihram, melakukan sa'i, wukuf, dan berdoa, mengingatkan kita bahwa semua manusia setara di hadapan Allah, tak ada yang membedakan kecuali ketakwaan. Pada hari ini, makna haji memancar dari Mekkah ke setiap keluarga Muslim yang merayakan dan berkurban, menjadikan hari raya ini simbol ketaatan, kerendahan hati, dan pembebasan dari keduniawian di seluruh dunia.
Meski kita tidak diminta mengorbankan anak seperti ujian Nabi Ibrahim, Idul Adha setiap tahun mengajak kita merenung: apa yang bisa kita persembahkan untuk Allah? Bisakah kita meluangkan lebih banyak waktu beribadah? Bisakah kita berkorban demi membantu sesama? Bisakah kita membuka hati untuk memaafkan dan memberi?
Idul Adha membantu kita menata ulang prioritas dan mengingatkan bahwa kebaikan yang kita lakukan untuk sesama adalah yang abadi. Ini bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan ajakan yang terus diperbarui untuk menghidupkan kembali makna iman sejati dalam kehidupan sehari-hari.
Mempersiapkan Idul Adha dengan QuranTime
Agar Anda bisa merayakan Idul Adha dengan lebih teratur dan khusyuk, QuranTime menyediakan berbagai layanan islami yang praktis untuk memudahkan ibadah Anda:
- Jadwal Shalat: Dapatkan jadwal shalat Ied yang akurat untuk kota Anda.
- Arah Kiblat: Hendak shalat di luar ruangan? Temukan arah kiblat dengan mudah.
- Kalender Islam: Ingin memastikan tanggal 10 Dzulhijjah? Cek dengan mudah melalui kalender kami.
Kami mendoakan Anda dan keluarga selamat merayakan hari raya, semoga dipenuhi kebahagiaan dan kemudahan. Semoga Allah menerima ibadah kita semua. Eid Mubarak! 🌙✨
Tanya Jawab Seputar Idul Adha
Kegiatan utama selama Idul Adha adalah shalat Ied di pagi hari dan penyembelihan hewan kurban. Di berbagai daerah Indonesia juga memiliki tradisi khusus dalam merayakannya, seperti:
- "Ngejot" di Bali: berbagi makanan dengan tetangga non-Muslim
- "Apitan" di Semarang: pawai hasil panen dan hewan ternak sebagai ungkapan syukur
- "Manten Sapi" di Pasuruan: menghias sapi kurban layaknya pengantin
- "Grebeg Gunungan" di Yogyakarta: mengarak gunungan berisi hasil bumi ke masjid untuk dibagikan kepada masyarakat
Menurut mazhab Hanafi, berkurban merupakan kewajiban bagi yang mampu, sehingga tidak melakukannya termasuk dosa. Sedangkan menurut kebanyakan ulama lainnya (termasuk mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali), berkurban adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Tidak melakukannya memang bukan dosa, tetapi akan kehilangan pahala yang besar dan dianggap sebagai perbuatan yang kurang baik.
Ya, berkurban secara online diperbolehkan. Lembaga-lembaga Islam terkemuka di Indonesia seperti MUI, NU, dan Muhammadiyah menyatakan bahwa kurban online sah selama memenuhi semua ketentuan syariat Islam. Ketentuan tersebut meliputi: perjanjian perwakilan yang jelas, petugas penyembelih harus berniat atas nama pemberi kurban, waktu penyembelihan yang sesuai (setelah shalat Ied sampai matahari terbenam di hari Tasyriq), hewan kurban yang memenuhi syarat (jenis, usia, dan kesehatannya), serta cara penyembelihan yang sesuai syariat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Para ulama memiliki pandangan berbeda tentang berkurban dengan dana pinjaman:
Sebagian ulama (seperti Imam Ahmad dari mazhab Hambali) memperbolehkan berkurban dengan dana pinjaman asalkan mampu membayar dan tidak mengandung bunga (riba). Namun, jika pinjaman bank mengandung bunga, maka tidak boleh digunakan untuk berkurban karena dana kurban harus berasal dari sumber yang halal.
Sebagai pilihan lain, bank-bank syariah di Indonesia menyediakan layanan tabungan atau pembiayaan kurban yang sesuai dengan ketentuan agama.
Ya, boleh. Kita diperbolehkan berkurban untuk orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Yang terpenting adalah memiliki niat yang jelas dan menyebutkan nama orang yang dikurbankan saat penyembelihan.
Secara sederhana:
- Berkurban untuk orang yang masih hidup: Boleh dilakukan asal sudah mendapat izin dari orangnya.
- Berkurban untuk orang yang sudah meninggal: Menurut kebanyakan ulama hal ini diperbolehkan dan merupakan amal kebaikan yang manfaatnya bisa sampai kepada almarhum.
Alat Islam online yang praktis
Jadwal Sholat
Dapatkan waktu sholat Islam yang tepat untuk lokasi Anda.
Arah Kiblat Online
Temukan arah Kiblat langsung dari browser Anda tanpa aplikasi.
Tanggal Hijriah Hari Ini
Lihat tanggal Hijriah hari ini dan daftar hari besar Islam.
Konversi Tanggal
Konversikan kalender Hijriah ke Masehi, dan sebaliknya.